Sunday, September 16, 2012

ANDA ADALAH MANUSIA GENIUS ....



Setelah membaca judul tulisan ini, coba Anda merenung sebentar. Lihat, cermati, rasakan dan ingat kembali apa yang seketika muncul dalam pikiran Anda ketika membaca judul tersebut. Apakah Anda merasa kaget dan sedikit mengerutkan dahi ? Apakah Anda menjadi tertarik dan itu kemudian membangkitkan rasa keingintahuan Anda ? Atau mungkin, seketika itu juga dalam pikiran Anda muncul pernyataan bantahan "Omong kosong apalagi ini ?"
Tidak semua mungkin dari Anda bereaksi seperti yang saya sebutkan tadi ketika membaca judul tulisan ini, tetapi saya berani bertaruh (seandainya boleh) bahwa sebagian besar dari Anda akan bereaksi seperti yang saya sebutkan tadi atau minimal senada lah dengan itu. Jujur saja yah.... hehehehe nggak usah ngebantah deh...
Nah, apa artinya ini ? Sederhana saja jawabannya. Artinya banyak dari kita tidak percaya bahwa diri kita atau semua yang namanya manusia itu genius. Genius disini tidak berarti Anda harus mampu menghafal banyak hal dan mampu menyebutkannya dengan fasih. Dan genius itu juga tidak berarti bahwa di belakang nama Anda harus ada sederet titel, ataupun Anda harus terlebih dahulu mendapatkan pengakuan resmi dari lembaga-lembaga tertentu. Hehehehehe... Tidak, tidak seperti itu maksudnya. Genius itu adalah kemampuan untuk memahami sesuatu dengan baik dan jelas, dan kemampuan ini muncul karena adanya kemauan untuk melihat segala sesuatu dari semua sisi sehingga menghasilkan pemahaman yang benar-benar utuh. Sesuatu yang saya maksudkan disini artinya adalah apa pun. Yup, apa pun, segala sesuatu baik yang berbentuk ataupun tidak berbentuk. Jadi tidak terbatas pada satu atau dua hal saja.
Nah, ketika kita memiliki pemahaman yang benar-benar utuh tentang sesuatu karena kita sudah melihatnya dari spektrum yang luas maka akan sangat mudah bagi kita untuk mengerti apa dan bagaimana sesuatu itu. Sehingga ketika kita melihat, mengalami atau merasakan sesuatu, kita jadi mengerti dan memahami apa yang kita lihat, apa yang kita alami atau apa yang kita rasakan tersebut. Dan ketika kita mengerti dan paham maka semuanya akan menjadi mudah dan jelas bagi kita.
Ok, ilustrasi sederhananya begini deh... Anda pasti pernah mendengar atau membaca cerita tentang lima orang buta yang bertengkar dan bersitegang satu sama lain bahkan masing-masing sudah menghunus senjata-senjata andalannya (konon kelima orang buta ini ahli silat juga) ketika mereka saling mencoba menjelaskan tentang sosok seekor gajah yang baru pertama kali mereka jumpai. Orang buta yang pertama bersikukuh bahwa gajah itu bentuknya bulat, panjang, ujungnya berlubang dan berlendir (please jangan ngeres yah!). Orang buta yang kedua berteriak bahwa gajah itu bentuknya pipih dan lebar. Yang ketiga membantah bahwa gajah itu panjang, bulat dan ada bulunya (wah.. pasti pikiran Anda sudah macam-macam neh..). Yang keempat malah bilang gajah itu bulat, runcing dan keras. Dan yang kelima malah bilang gajah itu bulat dan besar.
Salah nggak kelima orang buta ini ? TIDAK.. apa yang mereka ungkapkan adalah benar. Saya menyebutkan benar karena bagaimanapun juga mereka melihat dari sisi pandang mereka berdasarkan fakta dan kenyataan yang mereka temui, karena mereka buta yah berarti faktanya berdasarkan apa yang bisa mereka rasakan saja... Tetapi, seandainya mereka sedikit saja mau mendengarkan pendapat teman-teman mereka yang lain tanpa saling merasa bahwa pendapatnya lah yang benar dan pendapat orang lain adalah salah maka perdebatan dan pertengkaran tersebut tidak akan terjadi. Bahkan dengan menggabungkan seluruh pendapat masing-masing mereka malahan akan mendapatkan sebuah gambaran yang lebih lengkap tentang sosok gajah yang mereka perdebatkan. Atau jika saja mereka mau untuk melihat dan memahami bagaimana teman mereka tersebut sampai memiliki pendapat yang berbeda dengan mencoba melakukan apa yang teman mereka tersebut lakukan, yaitu dengan memegang bagian tubuh gajah yang mereka pegang sehingga mereka bisa saling memahami mengapa teman mereka berpendapat begini atau begitu, maka mereka masing-masing akan memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang gajah.
Jadi Genius itu hanyalah masalah mau dan tidak mau saja bagi manusia. Genius bukan soal otak, genius bukan soal keturunan dan lain sebagainya. Siapapun Anda, selama Anda masih keturunan manusia dan bukan berasal dari kera yang berjalan tegak maka Anda terlahir dengan kemampuan yang sama secara fisik. Potensi kita sebagai manusia sama besarnya satu sama lain. Kita terlahir untuk menjadi sang genius. Tuhan sudah menciptakan dan memproklamirkan kita sebagai ciptaan-Nya yang paling sempurna. Sempurna kata Tuhan jauh dari pengertian sempurna yang bisa kita bayangkan. Nah, yang membuat kita terlihat memiliki kemampuan lebih atau kurang dari manusia lainnya hanyalah terletak pada soal mau dan nggak mau saja.
Anda mungkin terkagum-kagum dengan Albert Einstein, Picasso, Mozart dan lain sebagainya yang kebanyakan orang menganggapnya sebagai manusia-manusia genius karena ahli dalam bidangnya masing-masing. Dan maaf-maaf saja saya tidak pernah menganggap mereka genius karena hal-hal tersebut. Sama sekali tidak. Apa yang mereka capai adalah hal biasa saja, Anda, saya dan seluruh manusia dari bangsa manapun bisa melakukan apa yang mereka lakukan karena kita sebagai manusia memang sudah dipersiapkan untuk bisa seperti itu.Top of Form

Wednesday, September 12, 2012

akar

"AKAR", ia begitu GIGIH mencari air, MENEMBUS tanah yang KERAS, demi sebatang pohon.
Ketika pohon TUMBUH, berdaun RIMBUN, berBUNGA indah, lalu berBUAH, maka banyak org memuji kekuatan/ kebesaran, kerimbunan, keindahan bunga & pohon itu....
apakah AKAR juga mendapat pujian..?? tentu tidak.. tapi AKAR tak pernah mengeluh,
ia tetap sembunyi di dlm tanah & terus bekerja untuk mencari dan memberi makanan pada pohon....
dari AKAR coba kita belajar tentang KETULUSAN & KERENDAHAN HATI." Apapun jg yg kita perbuat, berbuatlah dengan ketulusan & segenap hati..

Saturday, September 8, 2012

Hoofd Tuin Opzichter = HTO ???

Malem minggu ini serasa Gegana (Gelisah Galau Merana) karena masih tergelitik pertanyaan seorang tamu tadi siang; maaf pak kalo boleh tahu, HTO itu apa ya? sambil tersenyum saya jawab; HTO itu Sinder Kepala; lha Sinder Kepala itu apa lagi Pak? wah blaik... (gumanku dalam hati), tapi dengan semangat ingin tetap memuaskan si penanya saya coba jawab: HTO atau sinder kepala itu jabatan satu tingkat diatas sinder dan satu tingkat dibawah administratur ini berlaku untuk kebun yang mengelola tanaman tahunan sedangkan kalo di PG (Pabrik Gula) diatas HTO masih ada satu jabatan lagi yaitu CA sebelum Administratur, formasi jabatan ini biasanya hanya berlaku untuk Hirarki kepemimpinan di Perkebunan di Indonesia yang dulunya di kelola Belanda, sedangkan Sinder Kebun sendiri adalah "kuli" yang dibayar oleh perusahaan perkebunan untuk mengelola kebun dengan luas tertentu. Istilah Sinder konon berasal dari bahasa Belanda. Seorang sinder membawahi Mandor Besar/ mantri kebun dan seorang mandor besar membawahi para mandor-mandor. Namun, pada beberapa perusahaan perkebunan istilah sinder sudah diganti dengan Asisten Kebun, HTO diganti dengan Kepala Tanaman Rayon, CA diganti dengan Kepala Tanaman dan ADM diganti dengan Manajer.
Si penanya nampak mengangguk-angguk, tapi saya perhatikan wajahnya masih menyiratkan rasa penasaran dan rasa belum puas, tapi tak kalah akal ku keluarkan si tablet andro korea punya, sebelum pertanyaan lebih lanjut meluncur dari mulut penanya, kucoba tanya pada mbah google; kuketik HTO dan variannya tapi ternyata tidak muncul kata sesuai yg saya harapkan, kuganti dengan sinder juga belum menemukan hasil sesuai yang aku inginkan...wah gawat nih kalo tidak segera menemukan minimal kepanjangan dari singkatan HTO (semangat untuk memuaskan dan bisa menjawab pertanyaan serta rasa ingin tahu memaksaku terus mencari). 
Saat kondisi kepepet aku inget kalo si Andro punya fasilitas Translator, kubuka untuk translate Idonesia-Belanda, kucoba masukkan beberapa kata dalam bahasa indonesia yg aku prediksi kira-kira mengarah ke huruf depanya mewakili H, T dan O. Akhirnya kutemukan kata dalam bahasa Belanda yang berawalan huruf "H" yaitu: Hoofd yang berarti "Kepala", Tuin yang berarti "taman/ kebun" dan yang terakhir adalah huruf "O" mendapatkan kata Opzichter yang berarti "pengawas".
Sesuai perkiraanku Si Penanya melanjutkan pertanyaannya; sedangkan HTO sendiri singkatan dari apa Pak? hehehehe... untung aku sudah menemukan tiga kata dalam bahasa Belanda tadi, meski dengan sedikit ragu aku mantabkan jawabanku dengan merangkai tiga kata dalam bahasa belanda yang aku translate ke dalam bahasa Indonesia, aku jawab; kalau tepatnya saya tidak tahu persis kepanjangan dari HTO, tapi yang pasti istilah HTO berasal dari bahasa Belanda, mungkin HTO kepanjangan dari Hoofd Tuin Opzichter yang mungkin bisa diartikan; "Kepala Pengawas Kebun/ Taman atau Pengawas Kepala Kebun". Oh..gitu ya pak? mungkin saja (hehehe...), untuk lebih tepatnya coba nanti saya tanyakan lagi pada pendahulu-pendahulu kebun barangkali tahu kepanjangan HTO, oke dech Pak, trimakasih.
Oh...ya Pak maaf tanya satu lagi, kalo Bapak sebagai apa disini? Hehehehe...kalo saya disini hanya bertugas "Melayani Umat" mas. Oke dech Pak kalo begitu, terimakasih atas waktu dan penjelasannya, sama-sama mas.

rindu bunga

menatap keluar jendela dari sebuah rumah tua...
seraya menikmati remah-remah biskuit yang tercecer diatas meja...
senja terlewat begitu saja dengan istimewa...

bersama secangkir capuccino yang tinggal separo...
menunggu bidadari penggoda membawa pisang bakar bersalutkan madu...
termangu pada mentari senja hilang tertelan belukar rindu...
dirimu laksana orkestra karena kehadiranmu...

menawarkan melodi cinta yang selalu ditunggu para pemuja bunga...